Free downloads software, games and other files free for you

Free blog template

Apa yang terbayang saat kalian mendengar kata “jin”? Hmm, mungkin kalian akan terbayang sesosok makhluk yang keluar dari lampu dan mampu mengabulkan semua permintaanmu.  Wah, kalau itu sih jin dalam film, bukan wujud aslinya. Nah, mau tahu bentuk jin sebenarnya? Okey, kita akan pelajari jin menurut  Al-Quran dan Sunah Nabi.
‘Jin’ dalam bahasa Arab berarti sesuatu yang tertutup dan tidak terlihat pandangan. Karenanya, kita sering menyebutnya makhluk halus karena tidak tampak oleh pengelihatan. Allah berfirman,
“Sesungguhnya ia (jin) dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka.” (QS. Al-A’raf: 27).
Allah menciptakan jin dari api. Firman Allah,

وَ الْجَانَّ خَلَقْنَاهُ مِنْ قَبْلُ مِنْ نَارٍ السَّمُوْم

“Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas.” (QS. Al-Hijr: 27)
Bentuk jin tidak lebih bagus dari manusia. Rasulullah shalallahu alaihi wa salam menceritakan bahwa jin ada yang seperti ular, singa, atau hewan lainnya. Namun jin diberi kemampuan yang tidak dimiliki manusia. Mereka bisa memindahkan sesuatu dengan cepat, berjalan dengan cepat, dan lain sebagainya.
Lantas, untuk apa jin diciptakan? Apakah untuk menakut-nakuti manusia? Bukan. Jin tidak diciptakan untuk menakuti manusia. Jin diciptakan oleh Allah untuk beribadah kepada Allah, sama seperti manusia. Di alam ini, ada dua makhluk yang dikenai kewajiban untuk beribadah kepada Allah, yaitu manusia dan jin. Hewan, tumbuhan dan benda mati tidak dikenai kewajiban untuk beribadah seperti manusia. Jika mati atau hancur, makhluk-makhluk itu tidak dimintai pertanggungjawaban. Tapi manusia dan jin, kelak pada hari Kiamat akan dimintai pertanggungjawaban, apakah mereka beribadah dengan baik kepada Allah atau tidak?
Allah berfirman, “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” (QS. Adz-Dzariyat: 56)
Jadi, jin adalah makhluk yang harus melaksanakan ibadah sebagaimana yang dilakukan manusia. Mereka tidak memiliki Nabi atau Rasul. Allah hanya mengutus Rasul dari jenis manusia. Nah, jin wajib mengikuti Rasul dari manusia. Dulu, jin-jin taat pada Nabi Sulaiman. Dan pada saat Nabi Muhammad di utus, Beliau menyampaikan risalah kepada bangsa Jin. Lalu beberapa diantara mereka ada yang beriman kepada Nabi Muhammad sedang yang lainnya tidak mengindahkan dakwah beliau. Jin-jin yang beriman ini kemudian pulang dan memberitahukan kepada kaumnya bahwa Nabi Muhammad telah diutus, membawa risalah baru yang harus mereka imani dan taati. Kemudian sebagian dari bangsa jin itupun beriman.
Di dalam Al-Qur`an diceritakan,
Dan (ingatlah) ketika Kami hadapkan serombongan jin kepadamu (Muhammad) yang mendengarkan Al-Qur’an, maka tatkala mereka menghadiri pembacaan (Al-Qur`an itu) mereka berkata kepada kawannya: “Diamlah kamu (untuk mendengarkannya)”. Ketika pembacaan telah selesai mereka kembali kepada kaumnya (untuk) memberi peringatan.
Mereka berkata:”Hai kaumku, sesungguhnya kami telah mendengarkan kitab (Al-Qur’an) yang telah diturunkan sesudah Musa yang membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya, yang menunjukkan kepada kebenaran dan kepada jalan yang lurus.
Hai kaumku, terimalah (seruan) orang yang menyeru kepada Allah dan berimanlah kepada-Nya, niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosa kamu dan melepaskan kamu dari azab yang pedih.
Dan orang yang tidak menerima (seruan) orang yang menyeru kepada Allah maka dia tidak akan bisa melepaskan diri dari azab Allah di muka bumi dan dia tidak akan memiliki pelindung selain Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata”. (QS. Al Ahqaf:29-32).
Karenanya, ada segolongan jin yang beriman, mereka shalat, puasa, menunaikan zakat, beriman kepada Allah, mengarap surga dan takut dengan neraka dan menjadi jin-jin yang shalih. Tapi ada juga yang durhaka dan senantiasa membangkang syariat-Nya. Jadi jin juga beragama Islam? Ya, jin yang shalih beragama Islam dan jin yang kafir ada yang beragama kristen bahkan mungkin tidak beragama.
Allah berfirman,

وَأَنَّا مِنَّا الْمُسْلِمُوْنَ وَمِنَّا الْقَاسِطُوْنَ فَمَنْ أَسْلَمَ فَأُوْلَئِكَ تَحَرَّوْا رَشَدًا

“Dan sesungguhnya di antara kami (jin) ada yang taat dan ada yang menyimpang dari kebenaran. Barangsiapa yang taat, maka mereka itu benar-benar telah memilih jalan yang lurus.” (QS. Al-Jin: 14)

No comments for "Jin bukan penghuni lampu ajaib"!

Leave a Reply